hanya sebatas kata

silahkan pergi ke sudut hati,
ada Tuhan di sana

Minggu, 27 Maret 2011

Kelu Satu kata

tapi kujuga sering berpikir untuk pergi dengan begitu saja, andai memang tak ada kata terucap antara kita. satu kata menjadi buntu ketika ada sesuatu yang entah apa itu. seakan dia enggan atau aku yang malu menggerakan pena atas satu nama. walau memang, pada analogi selalu ada metaforia. tapi kata bisa ditulispun dengan senyata-nyatanya. karena mungkin itulah puisi yang lebih indah daripada simbol atau metafor. 

tapi, sekali lagi ada henti di sana...dalam sebuah kata yang entah apa itu. mungkinkah? ku baru bisa menjawab entah. karena beribu kemungkinan, berjuta tafsir yang ada dalam benak. saat kita harus memaknai tatanan kata yang terucap dengan gemulai bak pelita. aku percaya itu dari hati yang terdalam, karena kata berasal dari tuhan. tapi entah di sisi lain ada perasaan kelu, dari negeri mana datangnya, aku masih menafsirkannya dalam gerak kalbu.

apakah aku akan pergi menuju jalinan kata yang lain? belum terpikir ke sana, karena ku ingin memadu sebuah puisi chairil dengan katakata yang kupunya. 'aku ingin menyelami dan hidup seribu tahun lagi untukmu.'

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar