dan sebuah jembatan terbuat dari
pelangi berada di antara kutub timur
yang terlahir dari rahim yang masih pagi
dalam kasihsayang yang disajikan
tuk jadi makanan lezat setiap detiknya
hingga menuju kutub barat yang
berdinding petang di waktu
tak menentu, keenakan hingga perut
tak terasa sudah buncit menelan
kasihsayang menjadi berlebihan
padahal jurang yang menjulang
pun begitu nestapa seperti diri dan Tuhan
atau jurang begitu dekat tak ubahnya
diri dan kematian yang selalu menjadi
hal menakutkan dalam persimpangan
hingga terus berada dalam pertanyaan
di tiap pijak dan tak sadar hari telah gelap
karena mata tertutupi kain kafan.
090211
Tidak ada komentar:
Posting Komentar