semua kesalahanku, bercermin dalam nafas, mengenai sebuah langkah demi langkah yang seperti tinggal ampas. nikmat kopi yang diseduhkan tuhan kadang tak berpikir ada pahit yang harus kuminum di akhir cerita, atau mungkin ini awal dari sebuah perjalanan. jauh jarak yang harus kutempuh, perlu liku dan hatiku selalu berada di sana.
perempuan, aku tersedu sekaligus tersenyum berterimakasih karena pelajaran bisa didapat dari mana saja. kadang kuungkap tanya, namun jawab adalah kata yang paling sulit untuk diucap. hingga akhirnya kata diubah menjadi tempat persembunyian paling aman untuk menopengkan diri menjadi seorang yang diakui oleh bait-bait yang indah mengena.
kutulis segala tentangmu, dengan hati yang tulus dan nikmat yang tak terhingga. semua detail yang kau beri, setiap pagi kau kirim pesan bermakna, setiap siang kau tanyakan waktu makan, setiap sore kau tanyakan apakah ada hujan, setiap malam kita meracau tentang segalanya. hingga kucoba ucapkan selamat tidur dan kau mengiyakan dengan begitu sahaja dan jelita. suaramu, masih terngiang dengan sejuk sampai saat ini. walau kadang sejuk menjadi menyesakkan, tapi tetaplah sejuk. paduan kata dan semua yang ada adalah bukti bahwa kau begitu hebat, aku kagum padamu.
selalu berbagi cerita, kalau bisa kusebutkan di tiap langkah kita, akan sulit kulupa. sulit sekali perempuan, karena kau katakan kau adalah kiriman dari tuhan untukku, begitupun sebaliknya. setiap hujan di sepanjang hari, selalu berharap aku ada di sana. dan aku percaya, bahkan sampai saat ini kauboleh menyebutku iblis, karena hujan adalah dirimu yang selalu membuatku gila. :)
jika berkenan, aku akan terus hidup dalam perjalanan yang sudah terjalin dengan indah ini. takkan peduli apa kata orang di luar sana, apa kata dunia tentang rasa, yang pasti rasamu adalah sejuk bagiku. entah sampai kapan. dan ampas kopi yang sudah menjadi dingin, mungkin akan kutambah dengan sedikit gula dari liku hidupmu yang terasa manis menurutku. menjadi kehangatan yang membasuhi jiwa, seperti hujan yang selalu kurindukan di hari-hariku.
salamcinta
Romyan
hanya sebatas kata
silahkan pergi ke sudut hati,
ada Tuhan di sana
ada Tuhan di sana
Senin, 28 Maret 2011
Journey - Deugalih and Folks's (Terimakasih Gal, lagu ini membuat saya berpijak)
Daddy, you'll see me on the edge of my age,
when my minds down through the wind
daddy's wisdoms whispering in my ears,
will you ever know was the best for me?
You always taught me, taught me to be good;
you raise me like you should, will you ever know what I really want?
Now, I'm a real man; to live my life as a wonderful journey
To do everything as you told, so
in everyway as much as I could
but is my way...
my life
when my minds down through the wind
daddy's wisdoms whispering in my ears,
will you ever know was the best for me?
You always taught me, taught me to be good;
you raise me like you should, will you ever know what I really want?
Now, I'm a real man; to live my life as a wonderful journey
To do everything as you told, so
in everyway as much as I could
but is my way...
my life
Minggu, 27 Maret 2011
Kelu Satu kata
tapi kujuga sering berpikir untuk pergi dengan begitu saja, andai memang tak ada kata terucap antara kita. satu kata menjadi buntu ketika ada sesuatu yang entah apa itu. seakan dia enggan atau aku yang malu menggerakan pena atas satu nama. walau memang, pada analogi selalu ada metaforia. tapi kata bisa ditulispun dengan senyata-nyatanya. karena mungkin itulah puisi yang lebih indah daripada simbol atau metafor.
tapi, sekali lagi ada henti di sana...dalam sebuah kata yang entah apa itu. mungkinkah? ku baru bisa menjawab entah. karena beribu kemungkinan, berjuta tafsir yang ada dalam benak. saat kita harus memaknai tatanan kata yang terucap dengan gemulai bak pelita. aku percaya itu dari hati yang terdalam, karena kata berasal dari tuhan. tapi entah di sisi lain ada perasaan kelu, dari negeri mana datangnya, aku masih menafsirkannya dalam gerak kalbu.
apakah aku akan pergi menuju jalinan kata yang lain? belum terpikir ke sana, karena ku ingin memadu sebuah puisi chairil dengan katakata yang kupunya. 'aku ingin menyelami dan hidup seribu tahun lagi untukmu.'
Jumat, 25 Maret 2011
Mimpikan Kau Sahabat
tadi aku bermimpi, entah di mana setting yang tuhan beri, yang pasti bertemu dengan seorang sahabatku. dia memelukku erat, dan aku menyucurkan air mata dari pelukannya. mungkin rindu yang datang tiba-tiba dari sahabatku itu, begitu juga dariku. yang kuingat hanyalah erat yang tak biasa, ada apa ya dia di palembang sana, rif..apakah kamu baik-baik saja..aku ingin sekali memelukmu erat, karena persahabatan adalah hadiah dari tuhan.
Jika Kau Sembunyi
perempuan,
jika kau bersembunyi di balik kata
aku akan mencumbumu dengan pedang
serupa bait yang dihunus tepat ke jantungmu
perempuan,
jika kau bersembunyi di balik kata
aku akan mengecupmu dengan pisau
serupa bait yang diasah menjadi luka
perempuan,
jika kau bersembunyi di balik kata
aku akan membunuhmu dengan nyawaku
serupa kematian yang terus menghantuimu
perempuan,
jika kau bersembunyi di balik kata
aku akan di sana menjadi neraka.
Rabu, 23 Maret 2011
Tunduh di Kelas (Kebohongan Publik)
haduh,,,mengantuk sayah inih..sedang mengikuti perkuliahan...bercerita mengenai hikayat ketika matahari ada di atas kepala memang menyejukkan dunia kantuk. dan aku tertidur mengantuk sedang pas bangun aku ditanya dan bingung salah jawab..hihihi..ternyata benar.., ketika ditanya, saya dibilang ngigau, dan disebut kebohongan publik...kutulis ini di kelas..hehhehe..23 maret 2011 siang..
Selasa, 15 Maret 2011
Santai Kaya di Pantai
hari-hari sibuk, sumpek, di tempat tinggal bernama tempat. terus menggerus mengikuti keadaan pikiran menyudut ke dalam sebuah ruangan bernama stres. begitu kikuk dan ambigu saat langkah dipenuhi berjuta tanya apa, bagaimana, kapan dan sebagainya.
otak terus bergerak mengikuti angin yang tak sempat mengatur arah dan tujuan. badan terus berbahasa tentang suasana keinginan yang sering dibicarakan dengan bayang. masalah selalu dijadikan kebutuhan. berat dong kalau begitu, berat sekali.
hei kawan, apa yang kau lakukan...?
mari tersenyum, 'cantik sekali ganteng sekali' kata laut luas tak berbatas. bawa diri ke pesisir pantai. angin tak terlalu kencang di sana, menikmati pemandangan buatan pemilik alam. di tepi, pasir putih duduk dengan damai tapi tetaplah hangat di pagi hari.
lepaskan beban dari badan, pakailah sendal jepit biar langkah terasa gampang. gunakan kaos oblong dan celana pendek, lalu ajaklah teman nikmati indahnya lukisan. kalau perlu banyak fotofoto dengan indahnya lautan, pesisir, pohon kelapa, dan simpan untuk kenangan. pakai kacamata hitam jika perlu, biar otak tak terlalu diperas keringat dari matahari di siang bolong.
jangan selalu sendirian karena teman hadiah dari Tuhan. ombakpun tak selalu pasang. ada saatnya bersahabat dengan surut, laut melepaskan keadaan saat itu. lalu, mau menghabiskan waktu lebih melarut ke sudut keriput. oh tidaaaakk, jangan suasana itu dihabiskan dengan kejaran asa kawan. mari kita minum garam lautan karena saat berenang pastilah sempat tenggelam ke laut lepas. lalu teruskan, nikmati semua karena indah datang pada waktunya.
jiahhhhh...mana hadiah yang kau beri untuk diri. mari kawan, lepaskan diri, lepaskan beban, jernihkan otak, beningkan pikiran. karena sebentar lagi sore menjelang, kita harus siapkan diri melihat pelangi atau tenggelamnya mentari nan indah tak tersampaikan. bersama teman, sahabat, kasih, keluarga, atau bersama musuh tuk lepaskan kebencian.
waaahhh...sebentar lagi malam, biarlah keadaan mengikuti kita, ada rumah makan di sudut pantai. kita nikmati udang saus tiram atau sekadar bercengkrama dengan angin malam di lautan. bercerita mengenai masa yang sudah mengenang, indahnyaaaa.
malam makin melarut, sedang ombak kembali pasang. tidurlah dengan lelap di rumah sewaan, santai kaya di pantai. hahay...karena kita kan jelang mimpi jadi kenyataan, pastinya.
santai kaya dipantai... :)
Senin, 14 Maret 2011
Minggu, 13 Maret 2011
Di antara Jembatan
dan sebuah jembatan terbuat dari
pelangi berada di antara kutub timur
yang terlahir dari rahim yang masih pagi
dalam kasihsayang yang disajikan
tuk jadi makanan lezat setiap detiknya
hingga menuju kutub barat yang
berdinding petang di waktu
tak menentu, keenakan hingga perut
tak terasa sudah buncit menelan
kasihsayang menjadi berlebihan
padahal jurang yang menjulang
pun begitu nestapa seperti diri dan Tuhan
atau jurang begitu dekat tak ubahnya
diri dan kematian yang selalu menjadi
hal menakutkan dalam persimpangan
hingga terus berada dalam pertanyaan
di tiap pijak dan tak sadar hari telah gelap
karena mata tertutupi kain kafan.
090211
Langganan:
Postingan (Atom)